Rabu, 11 Februari 2015

JANGAN MAU MATI (KONYOL) DI GUNUNG!


Mendaki gunung kini menjadi trend. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi.
Sayangnya banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup. Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura. Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir nama-nama mereka di pohon serta tidak membawa turun sampah pembungkus makanan dan minuman nya dan berakibat semakin banyak nya sampah di gunung.
Mendaki gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di media sosial. Mereka pergi ke gunung Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali sembrono.
Meninggal nyaSizuko Rizmadhani (15.th) di Gunung Gede-Pangrango dan Endang Hidayat (53.th) di Gunung Semeru dan masih banyak lagi, suatu bukti bahwa taruhan mendaki gunung adalah Nyawa.
Berikut kebodohan para Pendaki yang sering membuat mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga kita bisa mengerti dan sadar, kalau naik gunung jauh lebih bahaya dari pada pergi ke mall (Naik Gunung bukan Untuk senang2)
1. SOK JAGOAN.
Sikap sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini mencari jalur di luar jalur resmi.
Parahnya, seringkali mereka melakukannya tanpa kemampuan Navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta topografi, sekadar Kompas pun tak bawa Lalu apa yang bisa diandalkan..?
Maka petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, meninggal kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu kehidupan liar, habitat dan ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan (kecuali dalam keadaan mendesak atau darurat‬).
2. BURUKNYA MANAJEMEN LOGISTIK.
Salah satu masalah pendaki pemula adalah buruknya manajemen logistik. Dalam pikiran mereka, mendaki gunung identik dengan mie instan saja.
Hal ini salah besar. Mendaki gunung adalah kegiatan berat. Butuh kalori hingga 4.000 kkal per-hari. Bayangkan dengan aktivitas sehari-hari yang rata-rata hanya membutuhkan 2.000 kkal per-hari.
Kebutuhan kalori yang besar ini di dapat dari daging-dagingan berlemak, coklat dan karbohidrat. Tentu bukan hanya mie instan yang sulit dicerna tubuh dan menyerap air dalam tubuh.
Seringkali para pemula mendapati nasi yang ditanak tak matang sempurna. Maka kombinasi makanan kita‪‬, mie instan dan ikan asin. Karena tak nikmat, napsu makan pun berkurang. Padahal tubuh butuh banyak masukan/asupan makanan untuk tenaga dan menjaga suhu serta stamina agar tetap hangat.
Dalam kondisi lemas dan lapar inilah sering terjadi kecelakaan. Kurangnya konsentrasi, mual, pusing, nafas tidak teratur, dan dapat berakibat pingsan hingga kematian.
3. BURUKNYA PENGEPAKAN BARANG/PACKING.
Packing atau mengepak barang dalam ransel adalah seni khusus yang harus dikuasai oleh para pendaki gunung. Seluruh barang bawaan harus masuk ke dalam ransel. Karena medan sulit, tak boleh ada yang tergantung di luar ransel selain botol air minum. Kenapa hayoo., sebab Tangan kita harus bebas dan leluasa karena memegang walking stick/stick pole/trekking pole. Atau pun bebas nya Tangan kita agar bisa berpegangan meniti akar-akar pohon/dahan pohon jika dibutuhkan.Maka lihatlah para pendaki pemula. Dengan panci, pengorengan, lampu badai, sepatu, digantung ke ransel. Tangan sambil menenteng sleeping bag, menenteng tenda/terpal, menenteng jaket dan menenteng radio mini compo.
Apa lagi Ransel mereka tak dilapisi lagi dengan cover bag/rain cover. Pakaian di dalam ransel tak dilapis plastik.
Jika hujan, semua pakaian, jaket dan sleeping bag basah. Padahal sangat penting menjaga pakaian ganti tetap kering. Apabila Tidur dengan keadaan basah bisa mengakibatkan hipotermia. Inilah penyebab paling utama kematian seorang pendaki gunung. Suhu tubuh turun karena kedinginan.
4. PERGI DALAM ROMBONGAN BESAR.
Sizuko Rizmadhani berangkat bersama rekan-rekan Sispala di sekolahnya. Jumlahnya 27 orang. Jumlah yang sangat besar untuk pendakian gunung.
Kemungkinan orang tua akan mudah memberikan izin jika anak nya pergi dalam rombongan besar. Orang tua merasa anaknya lebih aman karena teman-teman nya banyak yang ikut serta dan banyak yang menjaga.
Padahal belum tentu aman juga. Rombongan besar justru akan bisa merepotkan. Kenapa., karena akan Makin sulit membagi logistik/makanan/minuman dan mengatur manajemen perjalanannya.
Bayangkan butuh berapa kompor lapangan/kompor masak untuk memberi makan 27 orang itu..? Lalu pembagian perlengkapan..? Pembagian logistik..?? Pembagian P3K/PPGD..? Siapa Ketua Pelaksana nya..? Apakah dia benar-benar bisa dan mampu untuk mengatur ke 27 orang itu..?
Dan Masalah yang akan dan sering muncul adalah banyaknya konflik. Keinginan anggota yang beraneka ragam dan sikap "intoleransi" Lihatlah kasus Shizuko, kemana saja teman-temannya yang banyak itu..?
Pendakian ideal, bisa beranggotakan 4 orang sampai 6 orang pendaki. Pilihlah satu orang untuk memimpin pendakian Dan Ketua Pelaksana/Pendakian Bukan karena Usia/umur nya yang Tua, dia dipilih sebagai Ketua karena memang memiliki watak yang bagus, bisa diandalkan dan leadership/mempunyai jiwa kepemimpinan yang bagus
5. HIPOTERMIA DIKIRA KESURUPAN.
Pendaki pemula mendaki tanpa ilmu. Berbekal semangat dan tanpa perlengkapan memadai mereka nekat mendaki gunung.
Karena tidak tahu ilmu P3K, maka sering terjadi salah kaprah. Pada penderita hipotermia, korban akan menggigil dan kehilangan kesadaran. Lalu mulai bicara melantur/seperti mengigau.
Karena bicaranya/nyerocos tak karuan dan sukar diajak komunikasi, teman-temannya menyangka si korban kesurupan/kemasuka jin. Mereka malah membacakan doa untuk mengusir jin/setan. Inilah yang mungkin terjadi pada Shizuko.
Seharusnya, segera lakukan pertolongan. Ganti pakaiannya dengan pakaian kering. Masukkan dalam sleeping bag, alangkah bagusnya yang sudah dihangatkan terlebih dahulu. Taruh juga beberapa botol air panas di dalam sleeping bag itu. Jaga kondisi lingkungan tetap hangat.
Jika sudah membaik beri makanan dan minuman hangat sedikit demi sedikit. Hindari memberi kopi atau minuman keras
Jangan pernah anggap enteng mengepak barang/packing. Ini yang sering dimasabodohkan oleh pendaki pemula
6. SAYA SI CEPAT.
Ciri khas pendaki pemula, apalagi yang masih berusia muda adalah selalu bergerak dengan cepat. Mereka selalu tergesa-gesa, menjadikan naik gunung seolah lomba lari ke puncak. Malu menjadi yang paling belakang, karena sering dianggap sebagai yang terlemah
Karena itu biasanya waktu tempuh ke puncak lebih singkat. Baru akan merasakan nya setelah perjalanan turun gunung, aneka masalah datang : Kehabisan tenaga, pandangan mata guram, nafas tidak teratur, mual, kepala pening, cidera otot/keseleo hingga kecelakaan terjerembab jatuh dan yang ditakutkan ialah kehilangan arah/salah jalur/nyasar menjadi ancaman paling berbahaya.
Idealnya, ada seorang 'Sweeper' yang berjalan paling belakang. Biasanya orang ini yang paling kuat mental dan phisik serta bisa diandalkan. Tugasnya menyapu seluruh anggota tim. Memastikan tak ada yang keteteran atau tertinggal di belakang
Namun dalam rombongan pendaki pemula, tak ada yang mau menerima tugas ini. Jadi sweeper dianggap Hina. Mau menjadi yang paling pertama sampai di Puncak dan yang pertama turun sampai ke Kaki gunung/desa terakhir menjadi tujuan utamanya".Saya si cepat..... Tanpa sadar Kutinggalkan sahabat di team Ku yang kelelahan dan sakit serat hampir mati di gunung."
Semoga tulisan Jelek ini bermanfaat untuk saya, sahabat dan saudara petualang di Indonesia.....Jangan Buang Sampah Di Gunung - Gunung Bukan Tempat Sampah.....
**Dan jangan pernah sekali - kali mencoba Menantang Alam..... Baiknya Bersahabat dengan Alam.....
Salam Lestari.....
Terimakasih...!!

copas @merdeka biar gak sepi ini :D 

Perjalanan Arjuno Welirang 21-12-2014

            Tanggal 21-12-2014 sekitar jam 6 pagi, kami berangkat dari terminal bungurasih menuju ke terminal pandaan. Tarif bis waktu itu hanya 7.500/orang, pukul 08.30 kami tiba di terminal pandaan dan kami makan di warung yg masih masuk kawasan terminal, sebenarnya saya sudah ada tempat untuk makan di warung nasi pecel yg ada di luar dekat dengan pintu keluar terminal pandaan, namun kami mendapat bujukan dari seorang sopir angkot untuk makan di warung itu, yg harganya katanya murah tapi apa? rasanya juga kurang memuaskan. 

            Pukul 09.00 kami berangkat menuju ke pos perijinan gn.arjuno dengan menaiki angkotan, dan harga yg kami sepakati dengan pak sopir sekitar 8000/orang. Pukul 9.30 kami sampai di pos perijinan, kemudian kami bersiap2 adajuga yg ke kamar mandi ada yg sedang mengurus perijinan , biaya perijinan sekitar 7.500/orang. Sementara yg lain masih bersiap-siap saya bersama mas hasan dan idfy mencari supermarket karena dari Surabaya saya dan mas hasan belum mempersiapkan logistic hehe (jangan ditiru). Tidak lama mas Haidar datang dengan menaiki sepeda motor dari malang. 

             Pukul 10.00 kami melakukan pemanasan untuk peregangan otot, saya mengaku baru kali ini mendaki melakukan pemanasan, dan hal itu ternyata sangat berguna selama saya melakukan pendakian terasa lebih enak daripada melakukan pendakian tanpa pemanasan, so sebelum melakukan kegiatan yg berhubungan dengan fisik sebaiknya lakukan pemanasan terlebih dahulu untuk meminimalisir terjadinya kram otot ataupun cepat lelah. Medan via tretes ini sangat berat banyak tikungan dan terkadang curam, kaki kami terasa capek karena yg kami lalui adalah jalur makadam(batu yg tertata) jalur ini akan kami lalui sampai kami di pondokan. 

             Kurang Lebih sekitar pukul 13.00 kami tiba di pos kokopan yg sebelumnya kami juga melewati pos pet bocor, di kokopan tersedia banyak air, dan ketika saya tiba ternyata Frizka dan yg lain sedang memasak, waktu itu menu yg di buat adalah Sop + nasi. Tidak lama kemudian yg lain pun datang. Di pos ini terdapat warung yg hanya buka setiap hari sabtu dan minggu sekitar jam 9 sampai jam 2 siang. Setelah kami Sholat dilanjutkan dengan makan bergilir, kami mempacking tas kami lagi dan bersiap menuju ke lembah kidang.
            
            Pukul 14.30 kami melakukan pendakian lagi menuju lembah kidang, rencana awal kami bermalam di pos pondokan, tapi karena kami terbujuk oleh pendaki yg lain dan bilang kalo lembah kidang lebih indah dan hanya perlu waktu 15 menit dari pondokan. Kami tergoda dan diputuskan nge-camp di lembah kidang. Jalur kokopan menuju pondokan lebih curam daripada sebelumnya banyak jalur yg menanjak, dan sedikit jalur yg datar. Di jalur ini terkenal dengan tanjakan asu karena kemiringan di jalur ini tidak berperasaan menguras tenaga menjadikan kami putus asa,sehingga terkadang banyak yg melewati jalur ini mengatakan “asu cek adohe” atau dalam bahasa Indonesia”sial sangat jauh” wkwk, namun dengan tekad yg kuat kami bisa melaluinya. 
  
            Pukul 21.45 kami tiba di pondokan,sebelum itu kami menemukan sebuah mobil pengangkut belerang yg mogok di jalur ini dan terdapat kejadian aneh disini. Kami beristirahat sebentar di batu besar dan lanjut lagi menuju ke lembah kidang, pukul 10.00 kami sampai di lembah kidang. Semua sudah bersiap2 untuk medirikan tenda ada juga yg membuat makan malam dan ada yg sholat. Setelah tenda terpasang kami segera menata logistic dan bersiap-siap untuk beristirahat. 

            Pukul 04.00 pagi saya terbangun karena bunyi alarm, sebenarnya alarm tersebut dipasang pukul 03.00 akan tetapi kami masih enak tidur dan alarm tsb diabaikan hehe, kemudian saya keluar dan berinisiatif untuk membangunkan anak-anak dan sempat berbincang-bincang dengan tetangga kami yg waktu itu bersiap-siap untuk summit ke arjuno. Usaha saya tidak berbuah hasil, anak-anak masih enak tidur, mungkin karena mereka lelah, maklum pemula dan yg di daki arjuno juga wkwk. 

           Tak lama kemudian satu per satu dari kami bangun, ada yg sholat dan ada juga yg membuat kopi, kemudian saya menemukan seekor anjing hutan yg waktu itu kami beri nama jack. Setelah semua bangun Frizka sedang menyiapkan menu masak, saya lupa menu apa yg dimasak yg pasti ini masakan paling enak yg pernah saya makan digunung, hehe promosi sapa tau anda mau ndaki bareng kami. 

          Pukul 07.00 kami melakukan pendakian, sebelum melakukan pendakian teman kami yaitu mas haidar tidak bisa ikut, dia memilih untuk turun karena ada urusan, meski sedikit kecewa sih. Lanjut perjalanan dimulai dengan jalur landai, setelah melewati lembah kidang kami bertemu dengan tanjakan yg sangat terjal dan sulit didaki, dan akhirnya se-sampainya diatas terdapat dataran yg luas bernama pasar dieng, disini terdapat batu besar. Kemudian kami melanjutkan perjalanan setelah rest di pasar dieng, kami menemui pertigaan kalo kekanan ke gunung kembar/welirang kalo kekiri ke arjuno. 

           Kami belok ke kiri dan medan disini semakin curam sehingga siap siap untuk mengencangkan ikat pinggang anda :D . Semakin berjalan semakin rapat vegetasi disini hingga akhirnya vegetasi habis dan berubah menjadi bebatuan besar yang harus kami lewati. Setelah beberapa kali ter PHP akhriknya kami mencapai puncak ogal agil 3339 Mdpl sekitar pukul 12.00. Dinamakan Puncak ogal agil karena konon batu batu besar ini bisa bergoyang goyang jika terkena angin yang besar. Sebelum puncak kami menuruni turunan curam untuk mencapai lembah yang merupakan pertemuan jalur lawang dengan jalur tretes. 

           Setelah asik berfoto-foto. Saya turun dulu karena saya takut akan terjadi hujan, tau sendiri kan kalau hujan gimana di gunung ?. kemudian frizka mengikuti saya dan disusul izzul (ingat jangan sekali-kali meninggalkan teman ketika dalam suatu pendakian dan yg ini jangan ditiru), kami bertiga turun terus sampai akhirnya saya putuskan untuk berhenti sambil menunggu yg lainnya, begitu lama kami menunggu ternyata mereka tk kunjung datang. Saya berpikir mereka tersesat namun frizka bilang mungkin yg cewek lelah sehingga berhenti lama untuk memulihkan keadaan. Lalu kami bertiga lanjut terus sampai akhirnya tiba di camp kami. Setelah saya selesai makan yg sebelumnya frizka membuat mie + sosis, saya langsung membawa logistic dan senter untuk menjemput mereka karena waktu itu sudah mulai beranjak malam sekitar pukul 05.00. 

           Saya berteriak dan terus berteriak, tak lama kemudian di lembah kidang dua saya mendengar suara mas hasan yg berteriak fahmi sudah kembali ?, sontak saya kaget dan saya menjawab fahmi nggak ada. Ternyata mereka tersesat hingga ke selecta. Dan saya mencoba bertanya kepada idfy juga demikian dia tidak tau pasti dimana fahmi, saya sangat cemas waktu itu dan jreng jreng jreng saya di kerjain -_- thanks rek . setelah semua sudah berkumpul kami makan malam dan ada yg sholat. 

           Malam hari kami berada di dalam tenda masing-masing, tenda satu ada idfy,joko,mas hasan dan fahmi, sementara tenda dua ada saya,rizaldi,izzul dan very dan tenda terakhir yaitu tenda cewek ada frizka,naila,ema,zidni dan hety. Di tenda satu disini mereka saling serang kentut haha(moment yg paling menyebalkan sekaligus tak terlupakan)tenda dua tentram karena penghuninya tergolong diam-diam wkwkwk tenda ketiga yg paling berisik tendanya para cewek, entah apa yg mereka lakukan. Ketika semua sudah tidur sekitar pukul 22.00 camp kami didatangi oleh seekor babi, untung saja ada jack yg berhasil mengusir babi hutan tersebut. 

           Pukul 04.00 kami bangun dan bersiap-siap untuk mendaki ke welirang setelah dirasa makan sudah dan yg lain sudah siap, pukul 07.00 kami berangkat hehehe maklum camping ceria nggak ada target. Sesampainya kami di pondokan, kami menuju sumber air dan ternyata sumbernya tidak mau mengalir. Kemudian saya ingat bahwa dulu pernah di kasih tau oleh bapak penambang, kalo disini ada penambang yg baik dan buruk. Biasanya para penambang yg nggak ramah airnya disumbat biar kami nggak bisa ngambil air, dan dengan cekatan saya sedot selang tsb sehingga air pun mengalir, Alhamdulillah stock air pun cukup. 

          Pendakian pun dilanjutkan melewati perkemahan para pendaki, setelah itu kita melalui jalur makadam yaitu batu yg tertata rapi oleh bapak penambang, jadi medan disini tidak terlalu sulit dan kita harus berterimakasih kepada bapak penambang hehe. Setelah berjalan cukup lama kami sampai di tempat yg begitu luas dan datar, kami beristirahat sebentar sambil menunggu yg lainnya, ternyata si anjing hutan jack mengikuti kita hingga sampai ke sini. Kemudian perjalanan dilanjutkan medan disini sudah tidak makadam lagi dan pertama berjalan kita akan melewati tumbuhan yg lebat, seperti kami melewati terowongan. Kemudian kami bertemu dengan para penambang yg sedang mengisi gerobaknya. Disini terdapat pertigaan, jikalau kekiri ke kawah sedangkan ke kanan ke puncak. Kami lanjutkan ke kanan dan sampailah di gua yg begitu besar tidak tau namanya apa tapi kami sempatkan berfoto disini.

           Perjalanan dilanjutkan sampai akhirnya pukul 11.00 kami tiba di puncak welirang, ya biasa apa yg kami lakukan setelah sampai di puncak kalo tidak berfoto-foto hehe, maklum wkwk. Setelah dirasa sudah puas kami bergegas untuk turun, disini teman kami frizka mengalami cidera yg biasa disebut ksleo mata kakinya karena salah pijak, untung dia cewek yg pemberani dan kuat. Saya salut dengannya, tidak mau merepotkan siapapun meski dia tertatih-tatih. Waktu menuju lembah kidang Sempat kami tersesat, untung saja hal tersebut dapat teratasi. 

          Saya,frizka,zidni,idfy,hety,rizaldi dan fahmi tiba terakhir sekitar pukul 04.00 dan kami semua memutuskan untuk packing dan turun ke basecamp. Namun hujan turun cukup deras dan kami mempertimbangkan untuk tidak turun dan bermalam di sini dan sudah diputuskan untuk melakukan perjalanan ke pos 1 pukul 04.00 

           Waktu malam itu, kami maksutnya saya frizka izzul very dan rizaldi tidak bias tidur karena tenda 2 yg kami tempati bocor. Terpaksa kami duduk,sesekali saya keluar bersama very untuk memperbaiki tenda. Setelah hujan berhenti kami tidur. 

           Jam 3 rizaldi membangunkan kami dan kami berbenah untuk membereskan tenda dan logistic yg kami bawa. Pukul 04.00 kami berdoa setelah itu kami bersiap untuk turun. Beberapa menit kemudian kami sampai di pondokan dan berhenti sejenak, kemudian perjalanan kami lanjutkan menuju pos kokopan, terjadi insiden saat di perjalanan turun, teman kami bernama fahmi terjatuh dan kakinya berdarah untuk saja tidak terlalu parah, kemudian kami obati luka fahmi dengan medis yg kami bahwa (ingat! Di dalam sebuah pendakian kita harus siap medis karena hal ini sangat penting bila ada dari kalian cidera tetapi alangkah baiknya bila bias meminimalisir kecelakaan tersebut dengan menggunakan perlangkapan yg lengkap dan memahami medan yg akan kita lalui). 

          Kami tiba di kokopan sekitar pukul 08.30, sesampainya di kokopan saya langsung menyerbu warung yg di jaga oleh bapak yg umurnya kira-kira 50thn keatas orangnya ramah dan dijamin harganya murah kok, dapat di maklumi dengan kondisi diatas gunung (: setelah habis 5 gorengan, saya turun bersama frizka 

         Sesekali saya ngompas (memotong jalur pendakian) bersama frizka. (jangan ditiru!! Apa yg kami lakukan salah karena hal tsb dapat merusak alam dan dapat membawa anda pada hal yg tadinya sepele jadi serius contohnya tersesat) dan akhirnya saya dan frizka tersesat juga, untungnya bisa menemukan jalurnya lagi, tak beberapa lama kemudian kami tiba di pos pet bocor. Kami lakukan perjalanan turun lagi hingga pukul 10.00 kami tiba di tompul. Frizka langsung bergegas mandi sedangkan saya makan nasi pecel,kalo gasalah harganya 5000/bungkus. Tak lama kemudian yg lain sudah sampai dan kami membersihkan badan di toilet yg disediakan oleh pengurus perhutani, ada juga yg makan di warung depan pos perijinan. 

         Pukul 12.00 kami turun menuju terminal pandaan dengan angkotan umum seharga 7000/orang, sesampainya di terminal kami menaiki bis menuju ke Surabaya , saya lupa berapa tarifnya hehe, karena ini saya tulis 3 bulan sesudah pendakian, maklum orang sibuk :D sibuk ndaki maksutnya. Sekitar jam 2 kami tiba di terminal purabaya atau dulu biasa disebut bungurasih disini kami berpisah dan akhirnya saya sampai dirumah sekitar jam 16.00.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"Mendaki gunung tidak bisa sendiri kalian butuh teman, mendaki gunung itu memupuk kebersamaan enggak pas dipuncak doang tapi kebersamaan itu harus terus memupuk sampai kita dirumah lagi.tapi yg paling penting ada 2 yg harus kalian ingat, menuju puncak dan kembali kerumah lagi dengan selamat."

Hehehe ini sedikit foto kami kemarin :D








Very,Ema,Idfy,Izzul,Joko,Fahmi,Zidni @welirang





Saya hehe @welirang



Saya dan Frizka @welirang


Very,Naila,Frizka,Ema,lupanamanya:D,Izzul,Joko,Hety,Rizaldi,Fahmi,Idfy @lembahkidang1

Ketambahan Rizaldi dan hetty hehe @topwelirang


Menuju ke pasar dieng


watu gede pasar dieng


Track kokopan to pondokan

Saya,joko,mas hasan,emma,fahmi


beli logistik supermarket tiiiiiiiit

pos 1 basecamp tompul

sebelahnya goa


depan goa 


jack si anjing lembah kidang


top arjuno

Semoga bermanfaat. thanks for coming :) 


 
Copyright 2012 Kapan Lagi Men. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates